10 Upacara Adat Bali yang Masih Lestari Hingga Saat Ini

Upacara Adat Bali – Berbicara tentang Bali nggak akan ada habis nya. 

Kenapa demikian? 

Karena Bali memiliki tempat wisata alam yang indah, wisata kuliner sampai wisata budaya yang dapat dijumpai dengan mudah. 

Bahkan, Bali terkenal sampai mancanegara dengan memiliki pemandangan alam yang mempesona seperti pantai. 

Sementara itu, suku Bali ada yang beragama hindu dan ada juga yang menganut kepercayaan hindu aliran Siwa-Budha. Jadi, nggak heran jika banyak upacara adat Bali  bernuansa Hindu. 

Apalagi, upacara adat tersebut dilakukan secara terbuka, sehingga masyarakat lokal maupun luar dapat melihatnya langsung serta ikut dalam upacara adat Bali .

Jenis-Jenis Upacara Adat Bali 

Pada umumnya, Bali mempunyai upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Bali khususnya masyarakat yang beragama Hindu. Berikut ini jenis-jenis upacara adat Bali , yaitu:

1. Upacara Melasti 

Upacara Adat Melasti

Upacara adat Bali yang pertama yaitu melasti. Melasti adalah salah satu upacara penyucian untuk diri sendiri dan benda sakral milik pura. 

Dalam kepercayaan agama hindu, sumber air seperti laut dan danau menjadi sumber kehidupan masyarakat Bali. Masyarakat tersebut berbondong-bondong menuju laut dengan pakaian putih. 

Saat upacara berlangsung, pemangku hindu akan memercikkan air suci ke kepala setiap orang yang mengikuti upacara adat. 

Upacara adat ini bertujuan untuk meningkatkan bhakti para dewa dan membersihkan semua kotoran yang ada di dalam tubuh supaya raga kembali  suci.

Baca juga: Alat Musik Tradisional Lampung

2. Upacara Ngaben

Upacara Adat Ngaben

Ngaben adalah salah satu upacara adat yang terkenal di Bali. Upacara ini dilaksanakan untuk orang yang sudah meninggal. 

Tubuh dari jenazah itu akan dibakar dan abunya akan dihanyutkan ke laut. Hal ini bertujuan untuk melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian sehingga bisa bersatu dengan Tuhan. 

Pada umumnya, upacara ngaben di bagi menjadi tiga, yaitu:

  • Ngaben Asti Wedana, upacara ini dilakukan setelah jenazah dikuburkan terlebih dahulu selama beberapa hari.
  • Upacara Swasta, upacara ini dilakukan untuk masyarakat Bali  yang meninggal di luar daerah atau jasadnya belum atau tidak ditemukan.
  • Ngaben Sawa Wedana, upacara ini dilakukan setelah jenazah sudah diawetkan sebelum waktu ritual pembakaran berlangsung, Lalu, dilakukan dalam waktu 3 sampai 7 hari.
Artikel Menarik:  Menarik, Ini Dia 7 Alat Musik Tradisional Nusa Tenggara Barat

3. Upacara Pagerwesi

Upacara Adat Pagerwesi

Upacara pagerwesi adalah dilakukan untuk penguatan spiritual dan pengembangan kekuatan individu melawan kejahatan. 

Secara istilah pagerwatu memiliki makna, yaitu “Pagar” yang berarti pagar dan “wesi” berarti besi. 

Hal ini berarti bahwa setiap orang harus mengelilingi dirinya dengan benteng yang kuat untuk melawan kekuatan jahat. 

Setiap orang Bali pasti melakukan persembahan di pura keluarga mereka atau di pura lain supaya terlindung dari unsur negatif. 

Berikut tanggal upacara pagerwesi tahun 2022 dan 2023, yaitu:

  • 26 Oktober 2022
  • 24 Mei 2023
  • 20 Desember 2023

4. Upacara Adat Saraswati

Upacara Adat Saraswati

Upacara adat Bali yang keempat yaitu saraswati. Saraswati adalah salah satu acara untuk merayakan ilmu pengetahuan. 

Biasanya, upacara ini dilakukan untuk memuja dewi saraswati yang diyakini membawa ilmu pengetahuan di bumi sampai membuat semua orang menjadi pintar dan terpelajar. 

Pada umumnya, semua hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan berupa buku dan kitab akan didoakan. 

Upacara ini juga diisi dengan pentas seni seperti tarian, pembacaan cerita sampai malam sastra selama semalam. 

Dimana, upacara adat ini diadakan 210 hari sekali dengan perhitungan kalender Bali pada hari sabtu Umanis Watugunung.

5. Upacara Adat Nyepi

Upacara Adat Nyepi

Nyepi adalah salah satu jenis upacara adat yang sering dilakukan untuk merayakan tahun baru Bali dengan berdasarkan tahun Isaka (Saka).  BIasanya, tahun Masehi jatuh pada bulan Maret sampai April. 

Upacara adat ini dilakukannya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sanghyang Widhi Wasa), untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). 

Artikel Menarik:  Sejarah Tari Gambyong : Pengertian, Properti & Gerakannya

Kebiasan masyarakat Bali saat hari raya nyepi termasuk uni, karena nggak boleh ada satu aktivitas pun yang dilakukan, kecuali mengunjungi warga ke rumah sakit. 

Kata nyepi bermakna bagi umat hindu Bali, yakni supaya bisa menahan hawa nafsu dan mengendalikan segala yang diinginkan.

6. Upacara Adat Otonan 

Upacara Adat Otonan

Upacara adat Bali selanjutnya yaitu otonan. Biasanya, upacara adat digunakan oleh masyarakat Bali  yang lagi merayakan kelahiran. 

Upacara ini dilakukan setiap enam bulan sekali menurut penanggalan Bali. Selain itu, upacara adat ini digunakan untuk ucapan rasa syukur kepada Dewa. 

Dimana, upacara otonan dipimpin oleh pendeta dan prosesnya dengan melakukan doa-doa dan memotong rambut anak yang baru lahir tersebut.

7. Upacara Adat Omed-Omedan

Upacara Omed-Omedan

Upacara omed-omedan ini berlangsung di kawasan Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar, Bali . 

Upacara ini dilakukan saat massal di pura dengan melakukan persembahyangan. Ada dua kelompok pria dan wanita yang belum menikah dengan usia 18 sampai 30 tahun akan mulai berhadapan. 

Biasanya, akan ada satu wanita dan pria yang akan maju, kemudian disiram dengan air. Mereka terus berusaha saling bertarung yang kadang diakhiri dengan saling berciuman. 

Adapun tradisi ini sudah ada sejak puluhan tahun silam dan masih dilestarikan sampai saat ini oleh penduduk Bali  khususnya di Denpasar. 

8. Upacara Adat Galungan

Upacara Galungan

Galungan adalah salah satu upacara adat yang bertujuan untuk merayakan kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan). 

Selain itu bertujuan untuk memperingati terciptanya alam semesta. 

Dimana, upacara adat ini sering dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan mengikuti perhitungan kalender Bali, yakni saat hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan). 

Lalu, perayaan tersebut dilakukan selama 10 hari berturut-turut. 

Setelah 10 hari, upacara adat ini dilanjutkan dengan hari raya kuningan. Sementara itu, galungan memiliki ciri khas, yaitu penjor yang di panjang di sepanjang jalan.

Artikel Menarik:  Cara Membuka Situs Yang Diblokir Di PC

9. Upacara Adat Odalan

Upacara Odalan

Odalan adalah salah satu upacara adat untuk merayakan kedatangan para dewa di setiap hari peringatan berdirinya pura. 

Dimana, terjadi setiap 210 hari sejak berdirinya pura (setahun sekali setelah Pawukon). Jadi, tanggal-tanggalnya berbeda di setiap pura. 

Pada upacara odalan ini dapat berlangsung 1 sampai 3 hari. sementara itu, upacara yang lain bisa berlangsung sampai sebulan. 

Ketika upacara keagamaan utama sudah selesai, maka upacara ini yang akan menjadi acara sosial untuk bertemu tetangga atau kerabatnya.

10. Upacara Adat Mesuryak 

Upacara Mesuryak

Upacara adat Bali yang terakhir yaitu mesuryak. Upacara ini bertepatan pada hari raya kuningan (10 hari setelah galungan) setiap 6 bulan sekali. 

Tujuan dari upacara adat ini untuk memberikan bekal seperti beras dan uang pada leluhur yang akan kemBali  ke alam baka. 

Masyarakat Bali meyakini bahwa leluhur mereka turun pada hari raya Galungan dan kemBali  ke nirwana saat hari raya kuningan. 

Uang dan beras tersebut akan dilemparkan ke atas udara, kemudian di perebutkan oleh warga. 

Biasanya, upacara adat ini dilaksanakan pukul 9 pagi sampai 12 siang dan cuma bisa disaksikan di Desa Bongan, Kabupaten Tabanan, Bali .

Nah, itulah upacara adat Bali yang dilakukan oleh masyarakat Bali  khususnya Hindu. Setiap upacara tersebut tentu memiliki kegunaan nya masing-masing. 

Dengan begitu, Anda harus melestarikan upacara adat yang baik sebagai warisan turun temurun kebudayaan Indonesia yang beragam. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments